Tumbuhan-Tumbuhan Penghasil Sumber Energi Alternatif

Perkembangan teknologi terus berkembang dari tahun ke tahun menuju era teknologi modern. Di era globalisasi ini, harga minyak mentah di pasar dunia terus naik dan cenderung melonjak. Hal ini tentu menjadi masalah yang harus diatasi oleh berbagai pihak dan kalangan. Oleh karena itu banyak pihak yang kemudian segera mencari pengganti sumber sumber energi alternatif lain, di antaranya seperti sumber energi dari gas alam dan juga batu bara yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.  

Namun kesemuanya masih riskan karena bisa menyebabkan kelangkaan energi. Oleh karena itu ada beberapa pihak yang mengembangkan energi dengan menggunakan tenaga alam. Salah satu cara yaitu dengan memanfaatkan aneka tumbuh tumbuhan sebagai penghasil sumber energi alternatif yang baru. Meski masih dalam tahap percobaan dan belum dipakai secara meluas, namun setidaknya tumbuhan-tumbuhan ini bisa  digunakan sebagai sumber energi alternatif.  Berikut beberapa tumbuhan yang bisa digunakan sebagai alternatif beserta penjelasannya.


1. Tumbuhan Jagung

Tumbuhan-Tumbuhan Penghasil Energi Alternatif

Jagung merupakan tumbuhan yang bisa digunakan untuk menghasilkan energi. Caranya yaitu dengan membuat ethanol dari jagung yang saat ini sudah banyak dilakukan. Tetapi memanfaatkan jagung menjadi bahan bakar bio akan menimbulkan masalah baru, yaitu mengurangi pasokan bahan pangan bagi manusia. Kini, sebuah perusahaan bernama Poet yang selama 20 tahun lebih membuat ethanol dari jagung, bersama dengan beberapa produsen peralatan pertanian sedang mengembangkan cara untuk memanen, menyimpan dan mengirim tongkol jagung. Menurut Poet, suatu saat tongkol jagung bisa menjadi sumber bahan bakar alternatif. Banyak tongkol jagung di sekitar pabrik dan itu semua merupakan sumber energi yang disediakan alam bagi perusahaan.


Untuk mengumpulkan tongkol jagung di lahan perkebunan seluas 1619, Poet menggunakan berbagai metode. Salah satunya adalah menggunakan John Deere 9860 STS Combine yang sudah dimodifikasi untuk mengumpulkan tongkol dan biji jagung yang tercampur. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mesin pemisah yang dibuat oleh Feterl Manufacturing Corp, yang memisahkan biji dari tongkolnya. 

Metode lainnya adalah dengan menggunakan mesin pemanen yang dibuat oleh Vernon Flamme, yang mengumpulkan tongkol setelah keluar terpisah dari batang dan kulitnya. Bijinya tetap berada di dalam mesin pemanen tersebut, sedangkan kulitnya dibuang kembali dan tongkolnya dimasukkan ke dalam tempat terpisah dari mesin pemanennya. Biasanya setelah memanen jagung, petani meninggalkan tongkol dan batangnya. Tongkol yang merupakan bagian paling padat dari jagung, bisa diambil tanpa harus mempengaruhi erosi tanah atau mengurangi unsur hara tanah. 

Hingga saat ini masih belum bisa dipastikan berapa harga yang harus dibayarkan kepada para petani per ton tongkol jagung tersebut. Tetapi berdasar perkiraan Poet antara US$ 30 dan US$ 60 per tonnya. Menurut Renewable Fuels Association, Poet kini menjadi produsen ethanol berbahan dasar jagung terbesar di Amerika Serikat.

2. Jarak Pagar


Tumbuhan-Tumbuhan Penghasil Energi Alternatif

Jarak pagar (Jathropa curcas) menjadi sangat populer karena bisa digunakan sebagai energi alternatif ramah lingkungan. Biji-bijinya mampu menghasilkan minyak campuran untuk solar. Selain dari jarak pagar, pada dasarnya minyak yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan bahan campuran solar, misalnya kelapa sawit atau kedelai. 

Dari percobaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), campuran solar dan minyak nabati (biodiesel) memiliki nilai cetane (oktan pada bensin) lebih tinggi daripada solar murni. Solar yang dicampur dengan minyak nabati menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna daripada solar murni sehingga emisi lebih aman bagi lingkungan. Dalam satu liter bahan bakar, komposisi minyak nabati yang dapat digunakan baru 30 persen agar tidak mengganggu mesin yang dipakai kendaraan sekarang. Menurutnya, di beberapa negara maju biodiesel bahkan telah digunakan 100 persen dengan modifikasi mesin. Bahan-bahan dari karet diganti dengan sintesis viton yang tahan minyak. 

Meskipun percobaan baru dilakukan untuk minyak nabati dari bahan kepala sawit, hal tersebut dapat dilakukan juga untuk minyak jarak. Minyak mentah hasil perasan biji kering akan diolah dengan proses trans-esterifikasi menggunakan metanol untuk memisahkan air. Reaksi tersebut tergolong sederhana dan hanya diperlukan sekitar 10 persen metanol. Hampir 100 persen minyak dapat dimurnikan, bahkan menghasilkan produk samping gliserol yang juga bernilai ekonomi. 


3. Tumbuhan Alga

Tumbuhan-Tumbuhan Penghasil Energi Alternatif

Tumbuhan Alga adalah tumbuhan penghasil energi alternatif yang paling efisien. Tumbuhan ini diperkirakan dapat menghasilkan 200 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan-tumbuhan lain penghasil bahan bakar diesel. Kemiripan yang dihasilkannya dapat kita lihat sebagai suatu keberuntungan yang luar biasa. 

Berdasarkan perhitungan, pengolahan alga pada lahan seluas 10 juta acre atau sekitar 4,646 hektar mampu menghasilkan biodiesel yang akan dapat mengganti seluruh kebutuhan solar di Amerika Serikat. Luas lahan ini hanya 1% dari total lahan yang sekarang digunakan untuk lahan pertanian dan padang rumput (sekitar 1 milliar acre). Diperkirakan alga mampu menghasilkan minyak 200 kali lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan penghasil minyak (kelapa sawit, jarak pagar) pada kondisi terbaiknya.


Itulah beberapa tumbuhan sebagai penghasil sumber energi alternatif yang bisa digunakan. Pastinya tumbuhan-tumbuhan tersebut bisa digunakan untuk mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak di pasar dunia. Selain karena lebih efisien sebagai penghasil sumber energi listrik alternatif, tumbuhan-tumbuhan yang disebutkan di atas tentunya juga ramah lingkungan. Sekian info unik terbaru.


(zakipedia)

Mokhammad Zakky

3 komentar

terima ksih informasinya soal energi yang penting

Terima kasih informasinya & sangat bermanfaat.


EmoticonEmoticon